Bijak Sebelum Mengunggah di Medsos, Kominfo Gelar Literasi Digital di Rejang Lebong

oleh -2,084 views
oleh
Literasi Digital Kementerian Kominfo di Kabupaten Rejang Lebong.(foto: Kominfo)

REJANG LEBONG || LINTAS NUSANTARA.ID – Kementerian Kominfo kian gencar melawan penyebaran konten hoax di media sosial. Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam, Rabu (21/7/2021) pukul 09.00 Di Kabupaten Rejang Lebong.

Menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

Empat kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.
Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Bengkulu yaitu Dr. drh. Rohidin Mersyah, M.M.A., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital.

Bermanfaat dalam membangun daerahnya masing-masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Drs Rusmanto, MM wakil ketua Komite Penyelarasan TIK, pada sesi Kecakapan Digital memaparkan tema “POSITIF, KREATIF, DAN AMAN DI INTERNET”. Dalam pemaparannya, Rusmanto menjelaskan dunia internet sama saja dengan dunia nyata. Banyak konten positif atau manfaat di internet, tetapi banyak pula konten negatif seperti, pornografi yang dapat merusak otak dan jiwa, game jika tidak mampu waktu akan menjadi kecanduan, penipuan dan ujaran kebencian, serta kejahatan internet seperti hacking dan cracking.

Manfaat positif pada internet meliputi, dapat menambah ilmu pengetahuan, menambah teman, serta tambah terkenal agar mudah mendapat kerja atau berwirausaha. Untuk mendapatkan manfaat internet, seseorang harus kreatif, perlu ilmu dan pengetahuan, serta berperilaku baik.

Kreatif digital yang dibutuhkan oleh industry 4.0 meliputi, pemasaran digital seperti youtuber dan reseller di marketplace, adminstrasi perkantoran dan sekretaris online, desainer aplikasi web dan mobile, programmer, multimedia, dan kemampuan mengelola jaringan dan komputer server. Etika dalam berinternet antara lain, tidak membagikan berita bohong yang dapat merugikan orang lain, mengurangi akses internet yang kurang bermanfaat, serta tidak membagikan password, PIN, dank ode rahasia kepada siapapun.

Pada sesi Keamanan Digital, Dadan Hermawan, ST CTO Cybers Group, memaparkan, tema “REKAM JEJAK DIGITAL DI RANAH PENDIDIKAN”. Dalam pemaparannya, Dadan menjelaskan, rekam jejak digital merupakan segala rekaman atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktivitas di internet dan terekam melalui komputer atau laptop.

Jejak yang dapat ditinggalkan di internet meliputi, mencari dan berkunjung ke situs, aplikasi yang menggunakan GPS, like dan follow pada media sosial, mendengarkan musik online, nonton dan komen di youtube, games online, download aplikasi, pengiriman email, belanja online, serta tatap muka jarak jauh. Rekam jejak digital di ranah pendidikan memiliki sisi positif dan negatif.

Sisi positifnya yaitu seorang dosen pernah menulis opini di media sosial yang dapat membawa kebaikan. Sisi negatifnya berupa jejak digital dapat meledak kapan saja, contohnya seseorang yang menulis komentar negatif dan mengunggah konten yang tidak pantas.

Jenis jejak digital terdiri dari jejak digital pasif dan jejak digital aktif. Jejak digital aktif merupakan data yang sengaja dibuat untuk ditinggalkan penggunannya. Sedangkan, jejak digital pasif merupakan data yang ditinggalkan penggunanya tanpa disadari.

Tips menggunakan jejak digital sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan diantaranya, selalu membaca syarat dan ketentuan setiap mengunduh aplikasi atau dalam proses registrasi, membuat password atau PIN yang unik, menunggah hal-hal positif di berbagai media sosial, hati-hati dalam mengunggah data pribadi di media sosial, serta gunakan aplikasi penghapus unggahan di media sosial mulai dari foto atau video, likes, dan komentar yang pernah diunggah.

Di sesi Budaya Digital yang dipaparkan oleh Rina Mariana, ST dari Dinas Kominfo Kabupaten Rejang Lebong mengusung tema “BIJAK SEBELUM MENGUNGGAH DI MEDIA SOSIAL”. Rina membahas media sosial yang merupakan media daring digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh serta mendapatkan informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet.

Tujuannya, untuk menghubungkan antar pengguna dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Media sosial yang banyak digunakan di Indonesia meliputi, youtube, instagram, twitter, tiktok, whatsapp, line, dan facebook. Bijak dalam bermedia sosial dengan menerapkan etika berkomunikasi dengan menggunakan internet antara lain, gunakan kata-kata yang sopan sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan, tidak menggunkan kata-kata yang mengandung isu SARA, hati-hati dalam menggunakan huruf kapital, serta hindari perselisihan.

Tips sebelum mengunggah di media sosial diantaranya, tidak terlalu banyak membagikan hal pribadi, ingat bahwa jejak digital susah dihapus, ikuti akun yang tepat, lakukan detoks media sosial secara berkala, serta bertanggung jawab dengan konten yang akan diunggah dan yakini kebenaran akan informasinya.

Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital, M. Arif Rahman Hakim, M.Pd (Ketua Pusat Studi ASEAN UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu). Arif mengangkat tema “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA PENDIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL”.

Arif menjabarkan literasi digital mencakup kreatifitas, kolaborasi, berpikir kritis dan evaluasi, keamanan digital, informasi kurasi, pemahaman budaya dan sosial, serta ahli komunikator. Perlunya kolaborasi untuk mendorong literasi digital antara orang tua dengan siswa, lalu siswa dengan guru. Kompetensi yang wajib diterapkan di abad 21 ini ialah informasi, media, dan teknologi. Tugas seorang pendidik atau guru salah satunya ialah menanamkan agar peserta memiliki literasi teknologi.

Dalam penggunaan literasi digital, guru dan orang tua harus punya referensi konten-konten yang tepat untuk putra-putri dan siswa-siswinya. Tanpa adanya tampilan yang tidak pantas atau berguna untuk diakses oleh para siswa. Literasi digital yang baik bukan berarti akses sepenuhnya diserahkan kepada para siswa.
Webinar diakhiri oleh, GRACE VIRYA SALIM (Influencer dengan Followers 30,3 Ribu). Grace menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber berupa, etika dalam berinternet antara lain, tidak membagikan berita bohong yang dapat merugikan orang lain, mengurangi akses internet yang kurang bermanfaat, serta tidak membagikan password, PIN, dank ode rahasia kepada siapapun. Tips menggunakan jejak digital sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan diantaranya, selalu membaca syarat dan ketentuan setiap mengunduh aplikasi atau dalam proses registrasi, membuat password atau PIN yang unik, menunggah hal-hal positif di berbagai media sosial, dan hati-hati dalam mengunggah data pribadi di media sosial.

Bijak dalam bermedia sosial dengan menerapkan etika berkomunikasi dengan menggunakan internet antara lain, gunakan kata-kata yang sopan sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan, tidak menggunkan kata-kata yang mengandung isu SARA, hati-hati dalam menggunakan huruf kapital, dan hindari perselisihan. Serta, dalam penggunaan literasi digital, guru dan orang tua harus punya referensi konten-konten yang tepat untuk putra-putri dan siswa-siswinya.

Tanpa adanya tampilan yang tidak pantas atau berguna untuk diakses oleh para siswa. Literasi digital yang baik bukan berarti akses sepenuhnya diserahkan kepada para siswa.(titi)

Sumber : Rilis Kementerain Kominfo

No More Posts Available.

No more pages to load.