Kenalkan Literasi Digital, Kementerian Kominfo Webinar Bersama Pelajar dan Tokoh

oleh -1,688 views
oleh
Webinar literasi digital Kementerian Kominfo RI di Kabupaten Rejang Lebong.(foto: Kominfo RI)

LITERASI DIGITAL
KABUPATEN REJANG LEBONG – PROVINSI BENGKULU
Kamis, 12 Agustus 2021, Pukul 09.00 WIB

PRESIDEN Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021. Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital.

Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Bengkulu yaitu, Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A., dan Bp. Presiden RI, Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dadan Hermawan, ST, CTO Cybers Group, pada sesi Kecakapan Digital. Dadan memaparkan tema “Informasi Digital, Identitas Digital dan Jejak Digital Dalam Media Sosial”. Dalam pemaparannya, Dadan menjelaskan informasi digital adalah data yang di olah dalam bentuk teknologi digital sehingga komputer dapat menyimpan, memproses, dan mengirimkan informasi tersebut.

Identitas digital adalah sistem yang diciptakan dengan tujuan mempermudah dalam melakukan proses dokumentasi identitas warga negara. Mengolah identitas digital sangat mudah karena keamanannya sudah canggih. Prinsip informasi digital, antara lain manfaat sosial, melindungi privasi, berpusat pada penggunaan, memiliki sistem yang layak dan bertahan dalam jangka panjang, serta terbuka dan fleksibel.

Rekam jejak digital, merupakan segala rekaman atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktifitas di internet dan terekam melalui komputer atau laptop, smartphone dan lainnya. Semua yang diunggah di dunia digital, bahkan yang komunikasi pribadi diambil tangkapan layarnya bisa jadi jejak digital.

Tips menggunakan jejak digital, sehingga bisa meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, yaitu selalu membaca syarat dan ketentuan setiap mengunduh aplikasi atau dalam proses registrasi, membuat password atau PIN yang kuat, mengunggah hal-hal yang positif di berbagai media sosial, serta hati-hati dalam mengunggah data pribadi di media sosial.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital, yang disampaikan oleh Lucky Widja, artis, penyanyi, dan CEO Bencoolen Coffee. Lucky mengangkat tema “Kenali Dan Pahami: Rekam Jejak Diera Digital”. Lucky membahas rekam jejak digital, merupakan rekam jejak digital merupakan segala rekaman atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktivitas di internet dan terekam melalui komputer atau laptop, smartphone dan lainnya. dan tersimpan di komputer maupun yang tersimpan online.

Jejak digital yang bisa tertinggal, meliputi bermain games online, mengunduh aplikasi, perpesanan di media sosial, belanja online di marketplace, mencari dan berkunjung ke situs, aplikasi dengan GPS, mendengarkan musik online, serta nonton dan komen di youtube.
Hal yang akan memiliki potensi merugikan bagi pengguna yang memiliki jejak digital buruk, meliputi menimbulkan pencemaran nama baik, kemudahan untuk mengakses data pribadi, serta pencurian perbankan.

Memeriksa jejak digital terutama hal yang bersifat pribadi dan penting. Bijak sebelum menulis dan memberikan komentar terhadap media sosial lain. Perhatikan perangkat gawai pada saat terkoneksi dengan internet. Bangun citra yang positif baik pribadi, sekolah, keluarga dan pekerjaan.

Sesi Budaya Digital diisi oleh Nova Susanti, S.KOM., M.T.Pd Guru SMKN 3 Rejang Lebong. Nova memberikan materi dengan tema “Penggunaan Bahasa Yang Baik dan Benar Di Dunia Digital”. Nova menjelaskan, bahasa sebagai simbol agar orang yang berkomunikasi saling memahami satu sama lain terkait maksud dan pesan yang ingin disampaikan. Bahasa yang baik belum tentu benar. Karena penggunaannya disesuaikan dengan situasi dan keadaan.

Penggunaan bahasa yang baik dan benar di dunia digital, dengan cara harus ada etika dan tata kramanya, fiter diri sendiri, menggunakan tata bahasa yang sopan, kata-kata atau ajakan yang relevan dengan konten yang disajikan, serta menghindari kerentanan terhadap jerat hukum.
Kiat dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan cara menyadari dan mencintai pentingnya peran bahasa dalam kehidupan serta mengkuti kegiatan literasi.

Teknologi internet yang dimanfaatkan secara positif sebagai sumber pengetahuan, sumber hiburan, sumber pergaulan, dan sumber pendapatan. Masyarakat harus pandai memilih informasi-informasi mana yang pantas untuk dibagikan kepada orang lain yang tidak pantas untuk dibagikan kepada orang lain.

Narasumber terakhir, sesi Etika Digital disampaikan oleh Rajab Effendi, S. Pd.I, Kepala Sekolah SMK IT Khairu Umma. Rajab mengangkat tema “Sudah Tahukan Kamu Dampak Penyebaran Hoax?”.

Dalam paparannya Rajab menjabarkan cara kerja hoax. Hoax secara efektif digunakan untuk menyasar dan memanipulasi emosi. Diekspresikan dalam bentuk ujaran kebencian, penghinaan, perisakan, pengeroyokan di media sosial, doxing, bahkan persekusi atau penganiayaan.

Dua fenomena yang dapat memperburuk penyebaran hoax ialah matinya kepekaan dan teori konspirasi. Polarisasi hoax antara lain, secara kognitif membela dan mudah meninggalkan fakta, makin retan terhadap hoax dan propaganda, serta merasa hanya yang baik dari kelompok seseorang.

Dampak hoax dan ujaran kebencian sangat nyata pada lingkungan masyarakat, bangsa, dan individu. Dampak hoax pada individu meliputi, irrasional, kehilangan daya pikir kritis, penuh kecurigaan dan kebencian, serta mudah dimanipulasi dan diprovokasi.

Dampak hoax pada masyarakat berupa, masyarakat yang penuh kekerasan, mobokrasi, mudah termakan teori konspirasi, dan kekerasan sosial. Serta, dampak hoax pada bangsa meliputi, polarisasi, disintegrasi nasional, hancurnya integritas electoral, kehilangan kemampuan untuk saling percaya, terbuka, jujur, adil, saling menghormati, saling menghargai, dan kehilangan kapasitas untuk menemukan persamaan visi.

Webinar diakhiri, oleh Felicia, Influencer dengan Followers. Felicia menyimpulkan, hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa tips menggunakan jejak digital. Sehingga, bisa meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Yaitu selalu membaca syarat dan ketentuan setiap mengunduh aplikasi atau dalam proses registrasi, membuat password atau PIN yang kuat.

Mengunggah hal-hal yang positif di berbagai media sosial, serta hati-hati dalam mengunggah data pribadi di media sosial. Bijak sebelum menulis dan memberikan komentar terhadap media sosial lain. Perhatikan perangkat gawai pada saat terkoneksi dengan internet. Bangun citra yang positif baik pribadi, sekolah, keluarga dan pekerjaan.

Kiat dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan cara menyadari dan mencintai pentingnya peran bahasa dalam kehidupan serta mengkuti kegiatan literasi. Dampak hoax dan ujaran kebencian sangat nyata pada lingkungan masyarakat, bangsa, dan individu.(titi)

Sumber: Rilis Kementerian Kominfo RI

No More Posts Available.

No more pages to load.