Mungkinkah Air Beriang Kembali Jernih dan Berikan???

oleh -2,474 views
oleh

LINTAS NUSANTARA.ID, KAUR – Sejak beroperasinya pabrik Crude Palm Oil (CPO) milik PT Anugerah Pelangi Sukses (APS) tahun 2010-an hingga kini, berdampak pada kondisi sungai Air Beriang. Pabrik berdiri di Desa Beriang Tinggi Kecamatan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur yang dinilai memberi efek positif terhadap perekonomian masyarakat. Sehingga, sebagian pemerintahan daerah dan warga mempertahankan pabrik.

Pabrik yang kini berengkarnasi menjadi nama PT APLS ini, disisi lain juga banyak menimbulkan dampak negatif. Salah satunya Air sungai Beriang tidak pernah jernih, bahkan kerap muncul warna hitam pekat bercampur minyak seakan terjadi pencemaran lingkungan. Bukan hanya disitu, habitat hewan air seperti ikan, kepiting sungai dan lainnya sudah lama menghilang. Aliran sungai ini seakan menjad air mati tanpa ada ekosistem didalamnya.

Miris, kondisi ini justru tidak direspon oleh masyarakat, pemerhati lingkungan bahkan pemerintah. Pemerintah melalui instansi terkait justru menghasilkan analisis air tidak tercemar dari limbah pabrik. Hal ini bisa saja terjadi ketika yang diperiksa adalah air kolam penampungan limbah pabrik yang sebelum dibuang kesungai sudah ditest dengan melepas ikan.

Benar di kolam penampungan sudah memenuhi standart kelayakan dan tidak akan mencemari lingkungan jika dibuang ke sungai. Namun, tanpa disadari ada beberapa titik kebocoran limbah pabrik yang langsung mengalir ke sungai. Seperti halnya terdapat siring kecil yang mengalir langsung ke sungai tanpa melewati proses kolam penampungan.

Karena itu, ini yang harusnya menjadi perhatian pemerintah dan pemerhati lingkungan hidup. Cegah dan proses lebih jauh. Jika memang ada indikasi pencemaran maka harus ditangani secara hukum yang berlaku.

“Kami mencurigai ada saluran pembuangan yang langsung ke sungai. Karena kondisi air sungai bukan hanya berubah menjadi hitam, namun juga ada gumpalan minyak di bebatuan. Akankah sungai kembali jernih dan berikan,” ungkap Hasrul Piranto (48) warga sekitar pabrik.

Sambungnya, diharapkan DPRD Kaur turun Inspeksi Mendadak (Sidak) ke pabrik guna mengecek siring tikus yang mengarah ke sungai tanpa masuk ke kolam penampungan terlebih dahulu. Siring-siring dari pabrik yang menampung berbagai limbah maupun sampah mengalir langsung ke sungai sehingga disinyalir menjadi sumber kecurigaan adanya gumpalan minyak di bebatuan sungai dan hilangnya habibat dalam sungai, paparnya.

Sementara itu, manajemen PT APLS, Eldra dikonfirmasi lintasnusantara.id melalui pesan singkat Whatsapp tidak memberi respon positif. Sehingga, belum diperoleh keterangan resmi dari manajemen perusahaan PT APLS terkait buruknya aliran sungai Air Beriang.(amr)

No More Posts Available.

No more pages to load.