Sulitnya Menutup Warem Sulauwangi, Bandel Atau Ada Yang Back Up

oleh
oleh
Camat Tanjung Kemuning, Roliansyah, S. sos mengingatkan para pekerja Warem, Selasa (19/10/2021).(foto: Yusman)

KAUR || LINTAS NUSANTARA.ID – Sulitnya penutupan aktivitas Warung Remang-Remang (Warem) di kawasan perbatasan Kabupaten Kaur-Bengkulu Selatan (BS) mengundang tanda tanya. Warem yang beroperasi di Desa Sulauwangi Kecamatan Tanjung Kemuning ini telah lahir sejak beberapa tahun silam.

Bahkan, pertama kali Kabupaten Kaur terbentuk, Warem mulai muncul. Hingga saat ini, di usia Kabupaten Kaur ke-19 tahun, berbagai upaya penutupan paksa sudah dilakukan pemerintah daerah namun selalu gagal.

Sejalan visi misi Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Kaur, H Lismidianto, SH, MH-Herlian Muchrim, ST mewujudkan Kabupaten Kaur yang Religius menjadi Pekerjaan Rumah (PR) berat. Mampukah, pemerintah daerah mengikis habis praktek hiburan malam yang sarat dengan adanya prostitusi terselubung.

Selain prostitusi, terindikasi pula peredaran Minuman Keras (Miras) dijual bebas di kawasan Warem ini. Bahkan, sudah beberapa kali terjadi insiden berdarah di lokasi Warem Desa Sulauwangi. Namun, tidak menjadikan pengelolah maupun pengunjung kapok.

Ada pertanyaan besar, memang bandel dengan alasan tuntutan ekonomi atau ada kelompok tertentu yang memback up aktivitas Warem sehingga sangat sulit untuk di berantas. Jika alasan bandel, mungkin ada baiknya pemerintah menyiapkan langkah solusi untuk membina pengelolah maupun wanita penghibur.

Jika ada yang memback up, maka ini menjadi tantangan atau tugas berat bagi pemerintah untuk mencari tahu siapa pemback up dan memutus rantainya. Apalagi, jika ini dikaitkan dengan politik, maka akan semakin sulit untuk menutup aktivitas Warem.

Tidak menutup kemungkinan pula, Warem menjadi ladang sumber dana pergerakan politik atau menjadi sumber penghasilan pemback up. Perlu ada langkah serius semua pihak untuk menjawab semua pertanyaan tersebut.

“Pemerintah ditantang untuk mampu menjawab semua pertanyaan tersebut. Membuktikan kepada masyarakat, mampu menyelesaikan persoalan Warem yang terus berkembang seiring kemajuan daerah,” ungkap Sumardi Aslan (52) warga Kecamatan Tanjung Kemuning, Senin (28/2/2022).

Perlu ada satu kesatuan antara pemerintah dengan masyarakat. Dengan satu suara, akan menghasilkan kekuatan penuh menutup aktivitas Warem untuk selamanya. Jika perlu ada pos pengamanan di pintu masuk, bisa saja dibangun pos. Turunkan semua leading sector dalam penanganannya.(amr)

No More Posts Available.

No more pages to load.