Siasat Perang Majapahit Kalahkan Tentara Mongol Saat Jamuan Makan

oleh -1,239 views
oleh
Foto : Pesona Negeri

SETELAH berhasil mengalahkan Jayakatwang dari Kerajaan Kediri, koalisi Majapahit – Kekaisaran Mongol pecah. Tentara Tartar yang merupakan pasukan Kekaisaran Mongol diserang dan dihabisi oleh Kerajaan Majapahit dibawah kepemimpinan Raden Wijaya.

Hal ini dikisahkan dalam buku “Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit” tulisan Slamet Muljana, dimana usai Kerajaan Kediri berhasil dikalahkan. Kekaisaran Mongol meminta Raden Wijaya dan Majapahit menepati janjinya.

Ini terjadi setelah sebelumnya Raden Wijaya meminta bantuan tentara Tartar dengan sedikit hasutan untuk balik menyerang Kediri di bawah kepemimpinan Jayakatwang-nya. Tentara Tartar yang menagih untuk menyerahkan dua putri Tumapel sebagai hadiah kepada kaisar Khubilai Khan.

Akhirnya berundinglah beberapa pembesar Majapahit mulai dari Ken Sora, Ranggalawe, Arya Wiraraja, dan Raden Wijaya. Akhirnya disepakati Ken Sora membuat siasat meminta pasukan Tartar yang berjumlah 200 orang dengan senjata lengkap untuk menanggalkan senjatanya. Permintaan itu disebut atas ucapan langsung sang putri Tumapel yang hendak diserahkan.

Langkah ini disebutkan untuk memancing tentara Tartar agar mudah ditaklukkan. Akhirnya tentara Tartar bersedia untuk menanggalkan senjatanya. Akhirnya sang pengawal dari pasukan Mongol masuk ke dalam istana sambil dijamu oleh Majapahit. Di sini mereka diminta untuk tidak membawa sama sekali dengan alasan demi menghormati sang putri Tumapel.

Para pengawal pria Mongol dibawa masuk ke balai panjang untuk dijamu, sedangkan para wanitanya dibawa oleh Arya Wiraraja masuk ke dalam pura. Hanya tamu – tamu pria yang berada di balai panjang dan dijamu untuk makan – makan.

Saat prosesi makan – makan inilah tamu – tamu dari utusan dan pembesar pasukan Tartar diserang oleh pasukan Majapahit. Tanpa adanya senjata membuat tentara Majapahit leluasa menghabisi nyawa para tamu dan utusan dari Mongol ini. Alhasil banyak dari mereka yang tewas terbunuh, sedangkan yang masih hidup terpaksa menjadi tawanan.

Sedangkan tentara Tartar yang tinggal di pertahanan dan di perahu, juga diserang dari luar. Seketika itu tentara Tartar pun kocar-kacir, mereka tidak siap dengan serangan balik ala Kerajaan Majapahit. Kemudian banyak dari tentara Tartar yang melarikan diri ke muara sungai untuk pulang ke negerinya.

Bahkan dikisahkan dalam Kidung Panji Wijayakrama diceritakan serangan dalam perjamuan makan ini telah disiapkan sedemikian rupa oleh Kerajaan Majapahit dibawah Raden Wijaya-nya. Para tentara Tartar ini tak menyangka tentara Majapahit dan Madura melakukan pengkhianatan dan menghabisinya.

Konon di Pura Kediri saat tentara Tartar tengah berpesta merayakan kemenangannya melawan Kediri dan Jayakatwang, serta membagikan hadiah ke tentaranya, secara tiba datang serangan. Kota Kediri dikepung dari utara dan selatan.

Sambil menghadapi serangan dari Majapahit dan Madura, pasukan Tartar menghadang serangan dari selatan. Kemudian mereka bergerak menuju utara mendekati sungai untuk menuju barat, tapi yang terjadi dari barat justru tentara Tartar juga diserbu.

Serangan ini benar – benar tidak sesuai perkiraan. Hal ini membuat pasukan Tartar tak siap dan akhirnya memilih meninggalkan Pulau Jawa. Sedangkan ratusan tawanan dari Daha pun ikut terbawa oleh rombongan tentara Tartar ini.(**/pesonanegeri)

No More Posts Available.

No more pages to load.