Solidaritas Antar Agama, Dosen dan Mahasiswa Katolik Jaga Keamanan Masjid Di Tiga Kabupaten

oleh -206 views
oleh
Solidaritas Antar Agama, dosen dan mahasiswa di NTT jaga masjid.

NTT || LINTAS NUSANTARA.ID – Sebanyak 103 mahasiswa dan beberapa dosen dari STP St Petrus Keuskupan Atambua ikut menjaga keamanan sekaligus berbuka puasa bersama umat Muslim dan mengikuti Malam Takbiran di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Belu, TTU dan Malaka pada hari Jumat (21/04/2023).

Di Kabupaten TTU ada lima Masjid yang dijaga yakni Masjid Al-Muhajirin di Km 4 Kefamenanu, Masjid Besar Al Mujahidin Naesleu, Masjid Nurul Fallah Pasar Lama Kefamenanu, Masjid Nurul Mubin Wini dan Masjid Al-Hidayah Eban.

Kabupaten Belu ada dua yakni Masjid Agung Al-Mujahidin Atambua dan Halilulik. Sedangkan di Kabupaten Malaka ada Masjid Al-Hijad di Betun.

“Saya sangat berterima kasih kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Atambua yang sangat antusias dengan umat muslim mulai sore tadi hingga malam ini” ujar Abdullah Amir, Ketua MUI sekaligus Ketua Panitia.

“Dalam menjalankan tugas, mahasiswa berpatroli mengamankan dan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dan juga memperhatikan tempat parkir kendaraan dalam pawai obor. Mahasiswa tidak hanya bertugas sebatas itu guna memeriahkan Malam Takbiran tetapi berpartisipasi dalam pawai obor mengelilingi Kota Atambua. Pawai obor ini sebagai bentuk mengangungkan Tuhan yang disebut malam takbir” tambah Rafian Zakharia, selaku Sekretaris.

Pawai di Atambua diawali dengan pemukulan bedug oleh Wakil Bupati Belu. Rute pawai dimulai dari depan Masjid Agung Al-Mujahidin menuju Lapangan Umum, Pasar Lama, Pasar Baru, Tulamalae, Mangga Dua dan kembali ke Masjid Al-Mujahidin.

Sementara itu, di Kota Kefamenanu, kemeriahan menyambut Malam Takbiran diungkapkan oleh Ketua MUI sekaligus Imam Masjid dan Ketua Panitia, Muhamad Ali Kosa. Beliau mengungkapkan.

“Saya merasa sangat senang dan gembira karena pada takbiran kali ini ada keterlibatan dari masyarakat, Gereja Katolik terlebih dari Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Atambua karena tahun-tahun sebelumnya kami tidak mengalami kunjungan seperti sekarang ini,” ujarnya.

Malam Takbiran di Kota Kefamenanu berlangsung ramai. Mahasiswa disambut dengan baik oleh sesama kaum muslim, hingga tiba waktu takbiran mahasiswa berbaur bersama kaum muslim. Mahasiswa merasa sangat senang karena peristiwa seperti ini baru dialami secara langsung.

“Rasanya sangat senang dan bahagia karena sudah berpartisipasi dalam memeriahkan Malam Takbir,” ungkap Sr Angelika, PRR sebagai mahasiswa. Lery, salah satu mahasiswi STP asal Paroki Naesleu mengatakan,.

“Saya senang dan terharu karena bisa mengikuti Malam Takbiran ini. Harapan saya semoga ke depan kami masih diberikan kesempatan lagi untuk mengikuti kegiatan ini,” ucapnya.

Dari Temkuna-Wini, dikabarkan bahwa Malam Takbiran tidak terlaksana. Meski demikian, para mahasiswa bertemu dengan umat Muslim setempat dan berdiskusi bersama demi keamanan pada pelaksanaan Idulfitri di tempat ini.

Para dosen yang terlibat dalam kegiatan ini pun mengungkapkan perasaannya. Sr Modestin, SSpS, selaku dosen Katekese mengatakan.

Perasaan yang paling dominan yakni pertama, bersyukur dan memuji keagungan Tuhan yang hadir dalam diri saudara/i kita muslim, karena kita satu ciptaan dan sebagai sesama manusia.

Kedua, bangga dan gembira karena mereka menerima kehadiran kita sebagai satu keluarga, saudara, menghargai dan menghormati satu sama lain.

Mereka dan kami sama-sama senang, gembira karena untuk pertama kali kita bergabung dan terlibat dalam kegiatan malam takbiran. Ketiga, perasaan bahagia karena kehadiran mahasiswa STP St.

Petrus Keuskupan Atambua dan para suster SSpS menunjukkan toleransi dalam moderasi beragama, membawa suatu perubahan pandangan, pikiran, perasaan sehingga tercipta kedamaian, persatuan dan kerjasama dalam membangun negara, bangsa dan Gereja.

Kelima, kehadiran dan keterlibatan mahasiswa dan para suster SSpS dalam Malam Takbiran membawa suatu kejutan perasaan yang membuka mata hati masyarakat yang menonton pawai tersebut ketika menyaksikan ada suster, mereka spontan berteriak sambil melambaikan tangan.

Keenam, para Ustad yang hadir sangat bergembira, bahagia dan katakan bahwa ini belum pernah terjadi maka mari kita foto bersama mereka.

Hal senada pun disampaikan oleh Dr. Drs. Yanuarius Seran, M.Hum, selaku dosen matakuliah Dialog Intra Religius mengatakan bahwa hal ini menjadi sebuah kegiatan yang bernilai positif dalam membangun silahturahmi dan nilai toleransi antar umat beragama.

Dosen dan mahasiswa ikut menjaga keamanan momen Idulfitri tahun ini. Selain itu, kegiatan ini sekaligus sebagai bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).

Untuk diketahui bahwa para mahasiswa STP St Petrus Keuskupan Atambua yang terlibat dalam kegiatan ini adalah mahasiswa Semester IV bersama para dosen dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat sekaligus perwujudan dari matakuliah Dialog Intra Religius.(ant)

No More Posts Available.

No more pages to load.